Sejarah
Dulu sebelum Samarinda berdiri, atas kesepakatan perundingan antara Raja Pangeran Dipati Anom Panji Mandapa Ing Martapura dengan kelompok pendatang dari bugis wajo yang dipimpin oleh Lamohang yang berkenang tanah yang pada waktu itu masih berupa hutan dimenangkan oleh Raja Kutai untuk dijadikan pemukiman di tepi sungai di utara dan dataran yang sama rendah ( Kata Samarendah inilah yang diperkirakan asal nama kota samarinda ). salah satu daerah yang ditempatkan sebagai pemukiman adalah daerah perairan Selili.
Desa selili yang berketinggian kurang lebih seratus meter, ujungnya membentuk teluk, pungung bukit dan teluk bagaikan tembok abadi yang melindungi samarinda dari pandangan orang - orang yang sering dari arah hilir.
air teluk selili tak pernah berhenti berputar, arus mempermainkan berbagi jenis sampah yang datang dari hulu. kemudian melemparkanya kebalik arus terus, lalu mengalir menuju muara jawa dan seterusnya berpencar dipukul ombak selat makassar. penduduk yang ada disekitar teluk mendayung perahu mereka untuk memunguti kayu - kayu yang datang dari pedalaman. pekerjaan itu dilakukan turun temurun dan sekaligus merupakan panorama suatu kehidupan diteluk selili sampai saat ini. dan dari kisah inilah cikal bakal lahirnya kota samarinda dan selili pada khususnya.
sekitar tahun 60-an masyarakat selili memilih Bapak Matali ( alm ) sebagai kades yang pertama, beliau menjabat dari tahun 1960 - 1965. setelah pensiun beliau digantikan oleh Bapak M. Hasan sebagai kades yang kedua, beliau menjabat dari tahun 1965 - 1975. untuk selanjutnya jabatan kepala desa tidak ada lagi tetapi diganti dengan jabatan lurah sebagai lurah pertama dilantik Abd. Muis Karim yang menjabat sejak tahun 1979-1989, kemudian beliau digantikan lurah yang kedua yakni oleh Bapak Jasman Ipit pada periode 1989 - 1992, selanjutnya lurah ketiga dijabat oleh bapak Sucipto pada periode 1992 - 1998, Kemudian beliau diganti oleh ibu Dra. Asmawati sebagai lurah kelima Bapak Eddy Kiefwidianto, SE. M.SI menjabat pada periode 2001 - 2004. karena dengan adanya mutasi jabatan maka selanjutnya beliau digantikan oleh Bapak Muhammad Firman S.Sos sebagai lurah keenam pada periode 2004 - 2009. kemudian kemudian dengan pergeseran posisi pada mutasi jabatan maka lurah keenam digantikan oleh bapak ibrahim, SE M.si Selaku Lurah yang ke tujuh periode tahun 2008 - 2011 dan sebagai lurah yang kedelapan dijabat oleh bapak Suwarno, S.sos Periode Januari 2012 S/d 2018. Kemudian lurah kesembilan dijabat oleh Ibu Akbariyah, S.Sos. periode 2018 s/d 2021. Dan saat ini lurah Selili dijabat oleh bapak Deddy Irawan, SE, MM. mulai Periode Oktober 2021 s/d saat ini.
Sumber : Buku Sejarah Kelurahan Selili
-